Warung Internet

[ Daftar isi Blog ]

Apa Sebenarnya Perasaan Itu?

.
Sabtu, 14 Juli 2012.
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki pikiran dan perasaan (sebagaimana maklum), dalam perjalanan kehidupannya dimulai dari tidak bisa berbuat apa-apa, dari hanya bisa menangis, kemudian belajar mengenal segala sesuatu disekitarnya, selanjutnya seiring bertambahnya usia berkembang pula kemampuannya dalam hal berpikir dan berperasaan.


Sebagai manusia dewasa, dia sudah mulai banyak memperoleh informasi – informasi ( ilmu pengetahuan, etika, budaya, dll) , dengan informasi yang telah termemori didalam otaknya itulah akhirnya menjadi pengaruh dalam segala pola tindakannya, nah…disinilah perasaan/suasana hati mulai ikut nimbrung.

Jika informasi yang masuk kemudian diolah dan ditimbang-timbang sebagai sesuatu yang diinginkan dan sesuai dengan hatinya, maka dia akan merasa senang dan bahagia. Tapi jika, informasi yang masuk adalah yang tidak diinginkannya maka dia akan merasa sedih, marah, kecewa, dan sebagainya.
Yang menjadi pertanyaan saya sampai sekarang (saya belum tahu jawabannya), mengapa ada sebagian manusia yang jika sedang merasa sedih, marah atau kecewa, dia begitu berlama-lama didalam suasana hati yang seperti itu. Mengapa juga, jika dia sedang merasa bahagia tidak lebih lama dari itu ? Apakah manusia semacam ini termasuk sangat egois?
“Perasaan (Sakit hati, marah, kecewa, dan lain-lain) itu ibarat kertas yang diremas dan digenggam kuat-kuat, maka untuk membebaskannya “bukalah genggaman dan lepaskan”
Sejatinya, semua informasi itu adalah bersifat netral, kita lah yang menentukan perasaan apa yang akan kita munculkan dalam menyikapi segala informasi yang datang ke hadapan kita. Beberapa manusia, sebenarnya telah menerima informasi tentang rasa-rasa yang lain, yaitu : rasa memahami, rasa menerima, rasa ikhlas, rasa pasrah. Namun, karena sifat ego-nya maka rasa-rasa tadi sengaja dikalahkan oleh rasa-rasa sombong, angkuh, paling benar, dan sebagainya.
Bisa juga hal itu disebabkan karena kurangnya informasi-informasi yang masuk dalam kehidupannya sehingga menjadikan dia kurang bisa mengolah informasi baru yang masuk itu menjadi sesuatu yang bisa diterima secara ihklas.
Anda dan perasaan adalah berbeda. Perkataan “anda marah?” adalah salah, yang benar adalah “anda merasa marah?”. Jadi anda dan marah bukan sesuatu yang menyatu, bukan?
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan pada peristiwa-peristiwa secara silih berganti, tapi setelah peristiwa itu diterima maka perasaan kita-pun mengikuti dibelakangnya. Disini menjadi jelas, bahwa semua perasaan itu bergantung bagaimana penerimaan kita atas segala peristiwa yang netral itu. Kita hanya memiliki perasaan itu, maka kitapun bisa untuk tidak memilikinya, layaknya genggaman kertas itu….lepaskan!
Contoh : Ada seseorang yang baru mendapatkan uang karena hasil kerjanya selama 1 bulan, menjadikan perasaannya senang. Tapi, ada juga orang yang mendapatkan uang malah merasa stress mengapa?… Karena selama hidupnya ia belum pernah melihat uang 1 milyard, yang ia dapatkan hasil dari menjual tanah warisan. Ia yang tadinya hidup berkekurangan dan sekarang dia punya uang sejumlah itu, bingung mau ia apakan uang tersebut. Berbagai rencana muncul di otaknya yang akhirnya dia bingung dan stress…..wah nggak karuan perasaan-nya.
Contoh kasus ringan : Ketika anda merasa marah, ketika pagi hari, suasana jalan macet total keiginan tersebut.
Silahkan di coba, kalau anda sudah terbiasa melakukan “pelepasan” ini, maka “keruwetan” anda akan terurai, anda menjadi mudah untuk menemukan ide-ide baru untuk menyelesaikan pekerjaan itu atau malah memiliki keberanian untuk menelpon pimpinan anda untuk memohon penundaan laporan untuk beberapa saat ke depan. Semoga bermanfaat


Editor : onco gamankz
Photobucket 
  oncogamankz

Ditulis Oleh : satbrimob Polda NTB ~ Onco Berbagi Cerita

Artikel Apa Sebenarnya Perasaan Itu? ini diposting oleh satbrimob Polda NTB pada hari Sabtu, 14 Juli 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

Comentários:

Posting Komentar