Warung Internet

[ Daftar isi Blog ]

Mesuji Terjajah Di Negeri Sendiri

.
Kamis, 15 Desember 2011.

Tragedi Mesuji yang merenggut 30 nyawa petani Lampung, menggoreskan luka di hati kita sebagai bangsa yang beradab.

Terungkapnya pembantai warga yang dilakukan Pamswakarsa bersenjata bentukan perusahaan sawit asing di Mesuji, tak ubahnya penjajahan yang dilegalisasi Pemerintah.

Sungguh mengerikan. Paradoks nilai-nalai era Reformasi yang menjujung tinggi nilai-nalai kemanusiaan. Tragedi ini, Rabu (14/12/11), diungkap puluhan perwakilan warga Mesuji di DPR. Menurut laporan mereka, sejak tahun 2009 ada 30 petani dibunuh dengan cara disembelih dan disayat-sayat oleh pihak Pamswakarsa PT. Silva Inhutani.

Konflik berdarah itu bermula sejak saat PT. Silva Inhutani akan membuka lahan untuk menanam kelapa sawit dan karet pada tahun 2003. Usaha itu selalu ditentang masyarakat yang tinggal da lahan sengketa tersebut. Mereka terus bertahan di tanah warisan para leluhur.

Kemudian PT. Silva Inhutani membentuk Swakarsa, yang juga dibekingi oleh aparat kepolisian untuk mengusir penduduk yang dianggap membangkang. Pasca adanya Pam swakarsa itu, terjadilah beberapa pembantaian sadis dari tahun 2009 hingga 2011.

Saat mengadu ke Komisi III DPR RI di Senayan, mereka juga menayangkanvideo pembantaian sadis yang dialami para petani tersebut yang sempat direkam dengan kamera ponsel.

Rekaman video berisi kekerasan para Pamswakarsa pun membuat anggota Parlemen bak di sambar petir. Pembantai warga secara keji, pemenggelan kepala dua pria, sinyal peniadaan harkat dan martabat manusia Mesuji.

Bencana kemanusiaan mengerikan, kaum bermarga Mugaupak pun mengalami pemerkosaa, rumah-rumah warga yang menuntut pengembalian tanah ulayat tak luput dari pembakaran.

Pelenyapan rakyat menggunakan kekuatan bersenjata yang berkedok Pamswakarsa ini, tak ubahnya model rezim Orba. Tamparan keras pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam mengemban amanat rakyat di era Reformasi.

Sensitifitas tinggi berlatar prasangka perusakan citra POLRI, hanya melukai hati rakyat. Tragedi Mesuji, bukan tiba-tba. Sejak Pemerintah DEPHUT menetapkan hutan produksi lalu memberikan hak lensesi perusahaan swasta, termasuk perusahaan Malaysia tahun 1997, warga gigih melawan.

Gugatan terhadap perusahaan sawit yang menguasai tanah ulayat di Mesuji Lampung dan OKI Sumsel tak pernah padam. Tanah ulayat Mesuji diserahkan Dephut ke PT. Barat Selatan makmur Investindo, sedangkan tanah ulayat OKI ke Silva Inhutani.

Konflik agraria pun meletupkan konflik horisontal, begitu perusahaan sawit membentuk Pamswakarsa bersenjata. Aneh bin ajaib, aparat keamanan "tak tahu." Pembantai warga tak terbendung ketika meletus konflik horisontal di sungai Sondong, OKI, April 2011.

Bencana kemanusiaan berlanjut November lalu. Dua oknum aparat menembaki warga Mesuji yang menuntut pengembalian tanah ulayat. Kendati 14 tahun berjuang dan mengorbankan puluhan nyaa, impian warga mesuji meraih kembali tanah mereka tetap jauh dari harapan.

Haruskah kita mesnahkan sesama anak bangsa demi perusahaansawit asing ..??? Di mana adab kita ...??? Aib Negara. Jika pemerintah bergeming, dan tak membentuk tim pencari fakta independen di luar tim penyilidik Polri, tanda-tanda anak negeri terjajah asing di negeri sendiri.

Editor : onco gamankz
Sumber : Berbagai ssumber


Photobucket 
  Photobucket

Ditulis Oleh : satbrimob Polda NTB ~ Onco Berbagi Cerita

Artikel Mesuji Terjajah Di Negeri Sendiri ini diposting oleh satbrimob Polda NTB pada hari Kamis, 15 Desember 2011. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

Comentários:

Posting Komentar