Itulah sebab redupmu di saat senja, ibu, membuatku kuyup layu. Senja, yang biasanya demikian indah dengan semburat srengenge, kini tak ubahnya pintu ke kegelapan kehidupan. Sesaat aku takut ibu, jerih hati pada kesendirian.
Hendak kugebah kabut gelisahmu yang pekatnya menyaingi rambut putihmu, ibu. Hendak kunyanyikan lagu girang pada senja-senja masa datang, ibu. Agar setiap detik dalam petakan jalan menjadi penuh arti dan setiap memandang matahari saat senja, ibu selalu tahu aku sayang padamu. I LOVE MOM ......
Editor : onco gamankz
Sumber : http://fiksi.kompasiana.com
Posting Komentar